Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang pertama dalam perencanaan pembelajaran. Tujuan mengawali komponen yang
lainnya. Mengapa tujuan perlu ditetapkan terlebih dahulu?, apakah suatu kegiatan bisa tercapai apabila tidak jelas kemana
arahnya?. Dalam merencanakan pembelajaran, tujuan harus jelas, karena dengan tujuan
yang jelas, guru dapat memproyeksikan hasil belajar yang harus dicapai anak setelah ia belajar. Menurut Robert Mager, “Jika kita tidak memilki
gagasan yang jelas tentang tujuan apa yang harus dicapai oleh anak, maka
kita tidak akan dapat membuat
perencanaan yang baik untuknya” (Masitoh, 2005) .
Suatu perencanan pembelajaran harus dimulai dengan tujuan yang jelas. Tujuan pembelajaran dapat dijabarkan dari tujuan-tujuan di atasnya, yaitu sumbernya tujuan pendidikan, tujuan lembaga, contohnya tujuan Taman Kanak-kanak, tujuan
bidang pengembangan kalau di TK, tujuan umum, yang kemudian dijabarkan kedalam tujuan yang lebih khusus yang biasa dikenal dengan
TIK (Tujuan Instruksional Khusus). Tujuan pembelajaran khusus biasanya dirumuskan oleh guru.
Untuk Taman Kanak-kanak, tujuan pembelajaran khusus ini disebut kemampuan. Dikarenakan kemampuan atau tujuan khusus ini dirumuskan oleh guru, maka guru harus memahami bagaimana cara merumuskan kemampuan atau tujuan pembelajaran khusus. Rumusan tujuan khusus harus menggunakan kata kerja yang operasional, dapat diukur, dan harus dapat diamati. Contoh, menyebutkan, menunjukkan, meronce, menghitung, dan sebagainya.
2. Isi (materi
pembelajaran)
Materi
pelajaran pada intinya
merupakan pesan yang
harus disampaikan kepada siswa. Atau dengan kata lain disebut sebagai
bahan belajar. Bahan yang akan
diajarkan harus sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai. Pembelajaran di TK tidak menyajikan bidang studi akan
tetapi materi disajikan kedalam tema-tema belajar. Melalui tema akan memudahkan anak membangun konsep tentang benda atau peristiwa yang ada di lingkungan anak. Tema-tema yang disajikan
dimulai dari hal-hal yang ada di lingkungan anak dan telah dikenal anak. Contoh tema Aku,
Keluargaku, Pakaian dsb.
Penyajian materi di Taman Kanak-kanak berpusat pada
tema tetapi disajikan secara terpadu dengan
mengintegrasikan seluruh aspek
perkembangan anak mencakup perkembangan kognitif, bahasa, sosial, emosi
fisik dan motorik. Tema-tema tersebut telah
ditetapkan dalam kurikulum, tetapi guru boleh saja memilih tema yang sesuai dengan kebutuhan, peristiwa yang
terjadi di lingkungan anak atau hal-hal yang menarik minat anak.
a. Pengertian
Tema
Tema
merupakan alat atau
wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada peserta didik secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi
kurikulum dalam satu
kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa peserta didik dan membuat pembelajaran lebih
bermakna. Penggunaan tema
dimaksudkan agar peserta didik mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan
jelas.
b. Prinsip
Penentuan Tema
Penentuan tema hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut :
ü Kedekatan,
artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema yang terdekat dengan kehidupan peserta didik kepada tema yang
semakin jauh dari kehidupan mereka.
ü Kesederhanaan,
artinya tema hendaknya
dipilih mulai dari
tema-tema yang sederhana kepada tema-tema yang lebih rumit
bagi peserta didik.
ü Kemenarikan,artinya
tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang menarik minat peserta didi kepada tema-tema yang
kurang menarik.
ü Kesesuaian, artinya tema disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di lingkungan setempat.
c. Langkah
Penentuan Tema
Pada awal tahun pelajaran, TK menentukan tema yang
akan dibahas dalam satu tahun sesuai
dengan situasi dan kondisi lingkungan setempat. Beberapa dalam menentukan tema
:
1. Mengidentifikasi tema yang sesuai dengan hasil belajar dan indikator dalam kurikulum.
2. Menata
dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan tema.
3. Menjabarkan
tema ke dalam sub-sub tema agar cakupan tema lebih terurai.
4. Memilih
sub tema yang sesuai.
d.
Tema yang digunakan di taman kanak-kanak
1.
Diri Sendiri
2.
Lingkunganku
3.
Kebutuhanku
4.
Binatang
5.
Tanaman
6.
Rekreasi
7.
Pekerjaan
8.
Air, Udara, dan Api
9.
Alat Komunikasi
10. Tanah
Airku
11. Alam
Semesta
Tema-tema di atas merupakan contoh dan dapat dibuat tema
lain atau dikembangkan berdasarkan
kondisi daerah dan kemampuan masing-masing TK sesuai dengan prinsip-prinsip penentuan tema, demikian pula dalam penentuan perkiraan waktu untuk setiap tema. Selain tema-tema tersebut di atas, apabila terjadi peristiwa atau kejadian
di sekitar anak
(Taman Kanak-kanak) pada
saat pembelajaran berlangsung hendaknya dimasukkan dalam pembelajaran walaupun tidak sesuai dengan tema yang dipilih pada hari itu.
3. Kegiatan
Pembelajaran (Kegiatan Belajar Mengajar)
Dalam merancang kegiatan pembelajaran guru harus
mengidentifikasi apa yang akan dipelajari oleh
setiap anak dan
bagaimana mempelajarinya. Komponen
dalam kegiatan pembelajaran menggambarkan proyeksi kegiatan
yang harus dilakukan anak dan kegiatan apa
yang dilakukan guru dalam memfasilitasi belajar anak.
Kegiatan
belajar yang dirancang
oleh guru harus
relevan dengan tujuan
atau kemampuan yang harus dicapai anak setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Rancangan kegiatan belajar untuk anak Taman Kanak-Kanak harus sesuai dengan karakteristik kebutuhan anak, karakteristik
belajaranak dan karakteristik perkembangan anak.
Dalam merancang kegiatan belajar, kegiatan harus
dirumuskan secara jelas dan rinci. Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkankegiatan belajar mengajar dapat dicermati sebagai berikut:
ü Kegiatan harus berorientasi pada tujuan atau untuk Taman Kanak-Kanak harus bererorientasi pada kemampuan anak. Contoh:
Kemampuan yang harus dicapai anak adalah,
melalui praktik langsung bermain musik, anak dapat berekspresi dan berkreasi secara bebas dan terarah. Kegiatan yang akan
dilakukan anak adalah bermain musik dengan
alat musik sederhana.
ü Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada perkembangan. Di Taman Kanak Kanak bukan hanya belajar, tetapi bagaimana anak berkembang dan belajar. Ketika anak belajar, aspek perkembangannya harus pula
berkembang secara optimal.
ü Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada
kegiatan yang integrated
yang berpusat pada
tema. Contoh: dalam tema ramadhan kegiatan anak menyeluruh dimulai dari kegiatan membaca do’a, bernyanyi, tanya jawab, praktik langsung membuat kolase, bermain bebas, bermain alat
musik, menggambar, menggunting dan menempel.
ü Kegiatan pembelajaran
harus berorientasi bermain
mungkin. Bermain merupakan wahana belajar bagi anak. Hal ini dapat
dipertimbangkan dalam menetapkan kegiatan bermain, karena bermain
untuk anak sangat bervariasi, seperti: bermain bebas, bermain kreatif, bermain soliter, bermain dalam
kelompok, bermain di luar ruangan (out
door playing), bermain di dalam ruangan (in
door playing).
ü Kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran yang berpusat pada anak karena
dalam belajar sebenarnya anak membangun pengetahuannya sendiri melalui interaksi langsung dengan objek-objek nyata
atau melalui pengalaman langsung (hands
on experience)
ü Kegiatan pembelajaran harus menggambarkan kegiatan yang menyenangkan karena kegiatan belajar bagi anak TK adalah belajar
yang menyenangkan
ü Walaupun
penetapan kegiatan berorientasi pada anak, kegiatan harus memungkinkan bagaimana guru dapat membantu
anak belajar. Contohnya: dalam eksplorasi, komunikasi penyelidikan dan sebagainya.
KNTL
BalasHapus