Metode Bercerita
1.
Definisi
Metode Bercerita
Metode
bercerita merupakan metode yang banyak dipergunakan oleh guru di Taman
kanak-kanak didalam pembelajaran.
Djohaeni (2009) mengatakan bahwa : “Metode bercerita adalah cara
bertutur kata dan penyampaian cerita atau memberikan penjelasan kepada anak
secara lisan.” Cerita yang dibawakan oleh guru secara lisan harus sesuai dengan
tujuan pendidikan anak TK, menarik dan dapat mengundang perhatian anak
(Muslichatoon R., (1996) dalam Djoehaeni: 2007).
2. Teknik
Bercerita
Teknik
dalam menyampaikan cerita kepada anak terdiri dari beberapa jenis,menurut
Djohaeni., dalam Masyitoh dkk., (2007)
teknik tersebut adalah sebagai berikut:
a. Membaca langsung dari
buku cerita, dapat dilakukan
apabila buku cerita yang digunakan sesuai dengan anak serta
memperhatikan teknik membacanya (intonasi suara, lafal dan ekspresi wajah yang
tepat).
b. Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari
buku, dapat dipilih apabila cerita
yang akan disampaikan pada anak terlalu panjang dan rinci. Penggunaan ilustrasi
gambar dalam bercerita dimaksudkan untuk memperjelas pesan-pesan yang
dituturkan, juga untuk mengikat perhatian anak pada jalan ceritanya. Gambar yang digunakan hendaknya cukup besar, sehingga
mudah dilihat oleh anak, berwarna serta menggambarkan jalan cerita yang
disampaikan.
c. Menceritakan dongeng, dilakukan untuk meneruskan
warisan budaya yang berupa nilai-nilai luhur dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Dongeng dapat dipergunakan
untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan dan mengenal budaya leluhur kepada anak sekaligus menyerap pesan-pesan yang terdapat
pada dongeng tersebut.
d. Bercerita dengan
menggunakan papan flannel, teknik ini digunakan untuk menekankan urutan cerita serta karakter tokoh
cerita.
e. Bercerita dengan
menggunakan boneka,
pemilihan teknik ini tergantung pada usia dan pengalaman anak. Boneka yang
digunakan akan mewakili tokoh-tokoh cerita yang disampaikan. Tokoh yang
diwakili oleh boneka tersebut dapat merupakan anggota keluarga maupun
tokoh-tokoh satwa dalam sebuah fabel.
f. Dramatisasi suatu
cerita, adalah bercerita dengan memainkan perwatakan
tokoh-tokoh dalam suatu cerita yang disukai anak dan merupakan daya tarik yang
bersifat universal (Gordon., Browne., dalam Moeslichaton R., 1996).
g. Bercerita sambil
memainkan jari-jari tangan,
teknik ini menggunakan jari tangan guru sendiri dalam bercerita. Hal tersebut
memungkinkan guru untuk menciptakan berbagai macam cerita sesuai dengan
kreativitasnya.
3.
Manfaat
Bercerita
Bercerita
memiliki beberapa manfaat bagi anak,
sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam penggunaannya untuk pembelajaran di
Taman Kanak-kanak. Menurut Muslichatoen R ,: 1996 (dalam Djoehaeni : 2007) Manfaat kegiatan bercerita dalam mencapai
tujuan pendidikan di TK yaitu sebagai berikut :
a.
Mendengarkan cerita yang menarik dan dekat dengan lingkungan merupakan
kegiatan yang mengasyikkan bagi anak .
b.
Menanamkan kejujuran, keberanian, kesetiaan, keramahan,
ketulusan, dan sikap-sikap positif yang lain dalam kehidupan lingkungan
keluarga, sekolah, dan luar sekolah.
c.
Memberikan sejumlah pengetahuan sosial,
nilai-nilai moral dan keagamaan.
d.
Memberikan pengalaman belajar untuk
berlatih mendengarkan.
e.
Memungkinkan
anak mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotor.
f.
Memungkinkan
pengembangan dimensi perasaan anak TK.
g.
Memberikan informasi tentang kehidupan
sosial anak dengan orang-orang yang ada disekitarnya dengan bermacam pekerjaan.
h.
Membantu anak membangun bermacam peran
yang mungkin dipilih anak, dan bermacam
layanan jasa yang ingin disumbangkan anak kepada masyarakat.
4. Keunggulan dan kelemahan Metode Bercerita
Adapun
keunggulan dan kelemahan dalam metode
bercerita menurut Lia Gantini (2011) adalah
sebagai berikut:
a. Keunggulan
metode bercerita :
1) Dapat menjangkau jumlah anak yang relatif lebih banyak.
2) Waktu
yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien.
3) Pengaturan
kelas menjadi lebih sederhana.
4) Guru
dapat menguasai kelas dengan mudah.
5) Secara
relatif tidak banyak memerlukan biaya
b. Kelemahannya
antara lain :
1)
Anak didik menjadi pasif, karena lebih banyak
mendengarkan atau menerima penjelasan dari guru.
2)
Kurang
merangsang perkembangan kreativitas dan kemampuan siswa untuk mengutarakan
pendapatnya.
3)
Daya
serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih lemah sehingga sukar
memahami tujuan pokok isi cerita.
4)
Cepat
menumbuhkan rasa bosan terutama apabila penyajiannya tidak menarik.
Berdasarkan pemaparan
keunggulan dan kelemahan metode bercerita diatas, maka guru perlu mencari
solusi untuk melengkapi dari kelemahan metode bercerita tersebut.
5.
Prosedur
Pelaksanaan Kegiatan Bercerita
Kegiatan bercerita secara umum memiliki
prosedur pelaksanaan agar sesuai dengan tujuan pembelajaran dikelas, adapaun prosedur
pelaksanaan tersebut yaitu sebagai berikut:
a.
Menetapkan tujuan
dan tema cerita.
Tujuan mengacu
kepada kemampuan yang diharapkan
dapat dicapai oleh anak melalui kegiatan bercerita, kemudian
tema dipilih berdasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan serta pada
berdasarkan pada kehidupan anak didalam keluarga, sekolah atau masyarakat.
b.
Menetapkan bentuk
bercerita yang dipilih.
Bentuk-bentuk
yang bisa dipilih, misalnya bercerita dengan membaca langsung dari buku cerita,
menggunakan ilustrasi gambar, papan flannel, dsb. Hal ini akan menjadi dasar
dalam menentukan alat dan bahan yang digunakan.
c.
Menetapkan
bahan dan alat
yang diperlukan.
Bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan
bercerita sangat tergantung pada bentuk bercerita yang telah dipilih oleh guru . Misalnya, jika kegiatan bercerita
dengan menggunakan boneka jari, maka bahan dan alat yang digunakan antara lain
boneka jari yang sesuai dengan karakter-karakter yang ada didalam cerita.
d. Menetapkan
rancangan langkah-langkah kegiatan
bercerita.
Rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita adalah urutan kegiatan
yang akan dilakukan oleh guru pada saat kegiatan bererita berlangsung, adapun
rancangan tersebut terdiri dari dua langkah sebagai berikut:
1)
Mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita, yaitu
pemberian informasi tentang tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan
bercerita serta tema yang dipilih.
2)
Mengatur tempat duduk, hal ini dipengaruhi oleh
pengorganisasian kelas yang dipilih, contoh : kegiatan bercerita pada kelompok
besar membutuhkan tempat yang luas. Sedangkan untuk setting, guru dapat mengkondisikan anak dengan posisi duduk
melingkar diatas karpet atau duduk dikursi dengan setengah lingkaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar