MODEL PEMBELAJARAN CCCRT/BCCT
A.
Tujuan Model Pembelajaran CCCRT/BCCT
Tujuan
metode pembelajaran BCCT, antara lain :
1.
Merangsang seluruh aspek
kecerdasan anak ( multiple Inteligent) melalui bermain yang terarah.
2.
Menciptakan setting
pembelajaran yang merangsang anak untuk saling aktif, kreatif, dan terus
berpikir dengan menggali pengalamannya sendiri
(bukan sekedar mengikuti perintah, meniru, atau menghapal).
3.
Menggunakan standar
operasional yang baku, yang berpusat di sentra- sentra kegiatan dan saat anak
berada dalam lingkaran bersama guru, sehingga lebih mudah diikuti terutama
untuk para pemula.
4.
Proses pembelajaran
diharapkan berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan sisiwa bekeja mengalami,
bukan transfer pengetahuan dari guru ke sisiwa. strategi pembelajaran lebih
dipentingkan dari pada hasil.
5.
Siswa dapat mengerti apa
makan belajar, apa manfaatnya, dan bagaiman mencapainya. Mereka
sadar bahwa apa yang mereka pelajari akan berguna bagi hidupnya nanti.
6.
Memposisikan guru hanya
sebagai pengarah dan pembibing atau inspirator, bukan sebagai center, dan penceramah
dalam strategi belajar.
7.
Meletakkan pendidikan
dasar keimanan, ketakwaan serta seluruh aspek keperibadian (ESQ) yang
diperlukan anak didik dalam menyesuikan diri dengan lingkungan untuk pertumbuh
kembangan selanjutnya.
8.
Terjalin kerja sama,
saling menunjuang antara siswa dengan sisiwa, dan siswa dengan guru, sehingga
menyebabkan sisiwa kretis dan guru kreatif.
Membuat situasi belajar lebih
menyenangkan dan tidak membosankan sehingga siswa dapat belajar sampai
tingkatan “Joy Of Discovery”, tertantang untuk dapat memecahkan
masalah dengan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya.
B.
Asumsi Teoritik
1.
Pengertian BCCT
Dalam paud anakceria, dikemukakan bahwa “BCCT atau Beyond Center and Circle
Time adalah suatu konsep belajar yang difokuskan agar guru sebagai pendidik
menghadirkan dunia nyata di dalam kelas dan mendorong anak didik membuat
pengetahuan antara pengetahuan, pengalaman dan penerapan dalam kehidupan mereka
sehari-hari, sehingga anak mampu menemukan pengetahuannya sendiri dan bukan hanya
mencontoh apa yang dilakukan guru”. Selain itu, dalam blog paudanakceria,
dikemukakan pula bahwa metode ini memandang bermain sebagai wahana yang paling tepat dan satu-satunya wahana pembelajaran anak,
karena disamping menyenangkan, bermain dalam setting pendidikan dapat menjadi
wahana untuk berfikir aktif dan kreatif. http://paudanakceria. wordpress.com
/2011/08/05/refreshing-pendekatan-bcct/
Disamping itu, Wardani menyatakan bahwa “BCCT dalam prakteknya merupakan pemusatan
kegiatan dengan bermain dengan sistem sentra dan didalam lingkaran.” Dalam
pendekatan BCCT proses pembelajaran diatur dalam bentuk kegiatan yang ditujukan
agar anak belajar dengan mengalami bukan hanya sekedar mengetahui ilmu yang
ditransfer oleh guru. Pembelajaran berpusat pada anak dan peran guru hanya
sebagai fasilitator, motivator dan evaluator. Sehingga otak anak dirangsang
untuk terus berfikir secara aktif dalam menggali pengalamannya sendiri bukan
sekedar mencontoh dan menghafal saja.
http://
aluswahcenter. wordpress.com /2009/03/07/ metode-beyond-center-and-circle-time-bcct-untuk-pendidikan-paud/
2.
Ciri-Ciri Model
Pembelajaran CCCRT/BCCT
Ciri-ciri dari Model
Pembelajaran CCCRT/BCCT, antara lain :
1.
Pembelajarannya berpusat
pada anak.
2.
Menempatkan setting
lingkungan main sebagai pijakan awal yang penting
3.
Memberikan dukungan penuh
kepada setiap anak untuk aktif, kreatif dan berani mengambil keputusan sendiri.
4.
Peran guru sebagai
fasilitator, motivator, dan evaluator.
5.
Kegiatan anak berpusat di
sentra-sentra main yang berfungsi sebagai pusat minat.
6.
Memiliki standart
operasional prosedur yang baku.
C.
Prinsip dan Konsep Umum
Berdasarkan
pengertian di atas menunjukkan bahwa pendekatan dalam Konsep dasar dalam BCCT
yang digunakan adalah berpusat pada anak (child
centered approach) yang mencakup 3 prinsip yaitu prinsip PAUD, prinsip
perkembangan, prinsip pendekatan Sentra dan Lingkaran.
1. Prinsip PAUD
a.
Berorientasi pada kebutuhan anak secara individu.
b.
Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain.
c.
Merangsang kreativitas dan
inovasi, tercermin pada kegiatan yang membuat anak tertarik, fokus, serius dan
konsentrasi.
d.
Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar yang menarik dan
menyenangkan.
e.
Mengembangkan kecakapan hidup anak.
f.
Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan
sekitar.
g.
Dilaksanakan secara bertahap dan berulang yang mencakup semua aspek
perkembangan.
2. Prinsip
Perkembangan Anak
a. Anak belajar bila kebutuhan fisiknya
terpenuhi dan merasa aman dan nyaman dalam likungannya.
b. Anak belajar terus-menerus, dimulai
dari membangun pemahaman tentang sesuatu, mengeksplorasi lingkungan, menemukan
kembali suatu konsep hingga membuat sesuatu berharga.
c. Anak belajar melalui interaksi
sosial, baik dengan orang dewasa maupun dengan teman sebaya.
d. Minat dan ketekunan anak memotivasi
belajar anak.
e. Perkembangan dan gaya belajar anak harus
dipertimbangkan sebagai perbedaan individu.
f. Anak belajar dari yang sederhana
sampai yang kompleks, yang kongkrit ke abstrak dan dari diri sendiri ke
interaksi dengan orang lain.
3. Prinsip
Pendekatan Sentra dan Lingkungan
a.
Keseluruhan proses pembelajarannya berlandaskan pada teori
dan pengalaman empirik.
b.
Setiap proses pembelajaran harus ditujuan untuk merangsang
seluruh aspek kecerdasan anak (kecerdasan majemuk) melalui bermain yang
terencana dan terarah disertai dukungan pendidik dalam bentuk 4 jenis pijakan.
c.
Menggunakan standar
operasional baku (sob) dalam
proses pembelajaran: (1) pendidik menata likungan main sebagai pijakan
lingkungan yang mendukung perkembangan anak; (2) ada pendidik yang bertugas
menyambut kedatangan anak dan menyambut kedatangan anak serta mempersilahkan
bermain bebas (waktu untuk penyesuaian); (3) Seluruh anak mengikuti main
pembukaan; (4) pendidik memberi waktu anak untuk ke kamar kecil dan minum
secara bergilir / antri (pembiasaan antri); (anak masuk kekelompok
masing-masing dibimbing pendidik; (5) Pendidik duduk bersama anak membentuk
lingkaran untuk memberikan pijakan pengalaman sebelum bermain; (7) Pendidik
memberi cukup waktu kepada anak untuk melakukan kegiatan di sentra main yang
disiapkan sesuai jadwal hari itu.; (8) Selama anak berada di sentra, pendidik
secara bergilir memberikan pijakan kepada setiap anak; (9) Pendidik bersama
anak membereskan peralatan dan tempat main; (10) pendidik memberikan waktu
kepada anak untuk ke kamar kecil dan minum secara bergiliran; (11) pendidik dan
anak duduk dalam lingkaran untuk memberikan pijakan pengalaman setelah main;
(12) pendidik bersama anak makan bekal yang dibawanya (tidak dalam posisi
istirahat); (13) kegiatan penutup; (14) anak-anak pulang secara bergilir; (15)
Pendidik membereskan tempat dan mengecek catatan dan kelengkapan administrasi;
(16) Pendidik melakukan diskusi evaluasi hari ini dan rencana esok hari; (17)
pendidik pulang. http://dyah-kusbiantari.blogspot.com/2012_03_01_archive.html.
D.
Analisis terhadap Model
v
Syntax
1. Penataan
Lingkungan Main.
a. Sebelum
anak datng, pendidik menyiapkan bahan dan alat main yang akan digunakan sesuai
rencana dan jadwal kegiatan yang telah disusun untuk kelompok anak yang
dibinanya.
b. Pendidik
menata alat dan bahan main yang akan digunakan sesuai dengan kelompok usia yang
dibimbingnya.
c. Penataan
alat main harus mencerminkan rencana pembelajaran yang sudah dibuat.
2. Penyambutan
Anak
Sambil
menyiapkan tempat dan alat main, agar ada seseorang pendidik yang bertugas
menyambut kedatangan anak. Anak-anak langsung diarahkan untuk bermain bebas
dulu dengan teman-teman lainnya sambil menunggu kegiatan dimulai. Sebaiknya
para orangtua/pengasuh sudah tidak bergabung dengan anak.
3. Main
Pembukaan (Pengalaman Gerakan Kasar)
Pendidik
menyiapkan seluruh anak dalam lingkaran, lalu menyebutkan kegiatan pembuka yang
akan dilakukan. Kegiatan pembuka bisa berupa permainan tradisional, gerak dan
music, atau sebagainya. Satu kader yang memimpin, kader lainnya jadi peserta
bersama anak (mencontohkan). Kegiatan main pembuka berlangsung sekitar 15
menit.
4. Transisi
10 Menit
a. Setelah
selesai main pembukaan, anak-anak diberi waktu untuk pendinginan dengan cara
bernyanyi dalam lingkaran, atau membuat permainan tebak-tebakan. Tujuannya agar
anak kembali tenang. Setelah anak tenang, anak secara bergiliran dipersilahkan
untuk minum atau ke kamar kecil.
b. Sambil
menunggu anak minum atau ke kamar kecil, masing-masing pendidik siap di tempat
bermain yang sudah disiapkan untuk kelompoknya masing-masing.
5. Kegiatan
Inti Di Masing-Masing Kelompok
a. Pijakan
pengalaman sebelum main (15 menit)
1).
Pendidik dan anak didik
duduk melingkar.
2).
Pendidik meminta anak-anak
untuk memperhatikan siapa saja yang tidak hadir hari ini (mengabsen).
3).
Berdoa bersama, mintalah
anak secara bergilir siapa yang akan memimpin doa hari ini
4).
Pendidik menyampaikan tema
hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan anak.
5).
Pendidik membacakan buku
yang terkait dengan tema. Setelah membaca selesai, kader menanyakan kembali isi
cerita.
6).
Pendidik mengaitkan isi
cerita dengan kegiatan main yang akan dilakukan anak.
7).
Pendidik mengenalkan semua
tempat dan alat main yang sudah disiapkan.
8).
Dalam memberi pijakan,
pendidik harus mengaitkan kemampuan apa yang diharapkan muncul pada anak,sesuai
dengan rencana belajar yang sudah disusun.
9).
Pendidik menyampaikan
bagaimana aturan main, memilih teman bermain, memilih mainan, cara menggunakan
alat-alat, kapan memulai dan mengakhiri main, serta merapikan kembali alat yang
sudah dimainkan.
10). Pendidik
mengatur teman main dengan member kesempatan kepada anak untuk memilih teman
mainnya.
11). Setelah
anak siap untuk main, pendidik mempersilahkan anak untuk mulai bermain.
b. Pijakan
pengalaman selama anak main (60 menit)
1). Pendidik
berkeliling diantara anak-anak yang sedang bermain.
2). Member
contoh cara main pada anak yang belum bisa menggunakan bahan/alat.
3). Memberi
dukungan berupa pernyataan positif tentang pekerjaan yang dilakukan anak.
4). Memancing
dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas cara main anak.
5). Memberikan
bantuan pada anak yang membutuhkan.
6). Mendorong
anak untuk mencoba dengan cara lain, sehingga anak memiliki pengalaman main
yang kaya.
7). Mencatat
yang dilakukan anak.
8). Mengumpulkan
hasil kerja anak.
9). Bila
waktu tinggal 5 menit, kader memberitahukan pada anak-anak untuk bersiap-siap
menyelesaikan kegiatan.
c. Pijakan
pengalaman setelah main
1).
Bila waktu main habis,
pendidik memberitahukan saatnya membereskan.
2).
Bila anak belum terbiasa
untuk membereskan, pendidik bisa membuat permainan yang menarik agar anak ikut
membereskan.
3).
Saat membereskan, pendidik
menyiapkan tempat yang beerbeda untuk setiap jenis alat, sehingga anak dapat
mengelompokkan alat main sesuai dengan tempatnya.
4).
Bila bahan main sudah
dirapikan kembali, satu orang pendidik membantu anak membereskan baju anak,
sedangkan kader lainnya dibantu orangtua membereskan semua mainan hingga
semuanya rapi di tempatnya.
5).
Bila anak sudah rapi,
mereka diminta duduk melingkar bersama pendidik.
6).
Setelah semua anak duduk
dalam lingkaran, pendidik menanyakan pada setiap anak kegiatan main yang tadi
dilakukannya. Kegiatan menanyakan kembali melatih daya ingat anak dan melatih
anak mengemukakan gagasan dan pengalaman mainnya.
d. Makan
Bekal Bersama(15 menit)
1).
Usahakan setiap pertemuan
ada kegiatan makan bersama.
2).
Sebelum makan bersama,
pendidik mengecek apakah ada anak yang tidak membawa makanan. Jika ada tanyakan
siapa yang mau member makan pada temannya.
3).
Pendidik memberitahukan
jenis makanan yang baik dan kurang baik.
4).
Jadikan waktu makan bekal
bersama sebagai pembiasaan tatacara makan yang baik.
5).
Libatkan anak untuk
membereskan bekas makanan dan membuang bungkus makanan ke tempat sampah.
e. Kegiatan
Penutup
1).
Setelah semua anak
berkumpul membentuk lingkaran, pendidik dapat mengajak anak bernyanyi atau
membaca puisi. Pendidik menyampaikan rencana kegiatan minggu depan, dan
menganjurkan anak untuk bermain yang sama dirumah masing-masing.
2).
Pendidik meminta anak yang
sudah besar secara bergiliran untuk memimpin doa penutup.
3).
Untuk menghindari berebut
saat pulang, digunakan urutan berdasarkan warna baju, usia atau cara lain untuk
keluar dan bersalaman terlebih dahulu.
v Sistem sosial yang
diharapkan dalam model
1). Anak
dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
2). Anak
dapat bekerjasama dengan teman-temannya.
3). Anak
dapat mengerti dan memahami makna setiap kejadian atau peristiwa dari apa yang
dialaminya.
v Prinsip-prinsip reaksi
murid dan guru
a. Reaksi
Murid
1). Anak
dapat memusatkan perhatiannya pada saat proses belajar dan pembelajaran
berlangsung.
2). Mengembangkan
seluruh aspek serta potensi yang di miliki anak.
b. Reaksi
Guru
1). Guru
memberikan kesempatan kepada anak untuk dapat mengembangkan pengetahuannya.
2). Guru wajib memfasilitasi agar informasi yang baru menjadi
bermakna, memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide
mereka sendiri dan menyadarkan siswa untuk menerapkan cara mereka sendiri.
3). Guru
harus kreatif dan mempunyai keterampilan untuk menjawab imajinai anak yang
sangat beragam.
4). Guru
harus dapat menciptakan lingkungan belajar yang dapat membantu mengembangkan
daya kreatifitas anak.
5). Guru
sebagai pengarah, pembimbing dan inspirator.
v Sistem penunjang yang
diharapkan
Ø Metode
SELING dirancang dalam bentuk sentra-sentra. Misal ; sentra Alam, sentra
bermain peran Mikro, sentra bermain peran Makro, sentra Rancang bangun, sentra
Persiapan, sentra imtaq, sentra seni & Kratifitas, sentra Musik & Olah
Tubuh, sentra IT dll
Ø Setiap
guru bertanggung jawab pada 10 murid saja dengan moving class, sesuai dengan
sentra gilirannya
Ø Metode
BCCT ditujukan untuk
merangsang seluruh aspek kecerdasan anak (Multiple Intelligences)
Ø Metode
BCCT memandang bermain
sebagai wahana yang paling tepat dan satu-satunya wahana yang paling tepat diantara
metode – metode yang ada, karena disamping menyenangkan, bermain dalam setting
pendidikan dapat m,kenjadi
wahana untuk berfikir aktif, kreatif dan bertanggung jawab.
Daftar Pustaka :
Aluswah. 2009. Metode Beyond Center and Circle Time
(BCCT) untuk Pendidikan PAUD. [Online]. Tersedia : http://
aluswahcenter. wordpress.com /2009/03/07/ metode- beyond- center- and- circle-
time- bcct- untuk- pendidikan- paud/ (09 Februari 2013)
Kusbiantari, Dyah. 2013. Metoda Pengajaran AUD.
[Online]. tersedia http://dyah-kusbiantari.blogspot.com/2012_03_01_archive.html.
(09 Februari 2013)
Tn. 2011. Refreshing : PROSES BELAJAR
YANG MENYENANGKAN. [Online]. Tersedia : http://
paudanakceria. wordpress. com /2011/08/05/ refreshing-pendekatan-bcct/
(10 februari 2013)
Wardani, Dwi Nova. 2009. Metode Beyond Center and
Circle Time untuk Pendidikan Paud. [Online]. tersedia : http:// aluswahcenter. wordpress.com /2009/03/07/ metode- beyond- center- and- circle- time- bcct- untuk- pendidikan- paud/ (09 Februari
2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar