PEMBELAJARAN
SEJARAH UNTUK ANAK USIA DINI
1) Pengertian
Sejarah
Sejarah adalah kejadian yang terjadi
pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai
peristiwa. Dalam bahasa Inggris, kata sejarah disebut history, artinya masa lampau;
masa lampau umat manusia. Dalam bahasa Arab, sejarah disebut sajaratun
(syajaroh), artinya pohon dan keturunan. Dalam bahasa Yunani, kata sejarah
disebut istoria, yang berarti belajar. Jadi, sejarah adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari segala peristiwa, kejadian yang terjadi pada masa lampau dalam
kehidupan umat manusia. Dalam bahasa Jerman, kata sejarah disebut geschichte
yang artinya sesuatu yang telah terjadi, sesuatu yang telah terjadi pada masa
lampau dalam kehidupan umat manusia. Adapun menurut Sartono Kartodirdjo,
sejarah adalah rekonstruksi masa lampau atau kejadian yang terjadi pada masa
lampau.
Sartono Kartodirjo dalam Rustam
E.Tamburaka (2002:14) mengatakan pengertian sejarah dapat dibagi menjadi dua
pengertian yakni:
a. Sejarah dalam arti subjektif adalah
suatu konstruk,ialah bangunan yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau
cerita.Uraian atau cerita itu merupakan suatu kesatuan atau unit yang mencakup
fakta-fakta terangkaikan untuk menggambarkan suatu gejala sejarah, baik proses
maupun struktur.
b. Sejarah dalam arti objektif
menunjukkan kepada kejadian atau peristiwa itu sendiri, ialah proses sejarah
dalam aktualitasnya. Kejadian itu hanya terjadi sekali dan tidak dapat terulang
kembali. Keseluruhan proses itu berlangsung terlepas dari subjek manapun juga.
Jadi, objektif dalam arti tidak memuat unsure-unsur subjek (pengarang atau
pengamat).
Moh.
Yamin dalam Rustam E. Tamburaka (2002:15) mengatakan “Sejarah ialah ilmu
pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan cerita bertarikh, tentang kejadian
dalam masyarakat manusia yang telah lampau, sebagai susunan hasil penyelidikan
bahan tulisan atau tanda-tanda yang lain.
2) Tujuan Pembelajaran Sejarah untuk
Anak Usia Dini
a. Membangun
kesadaran anak tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini,
dan masa depan. Contohnya adalah tempat tanggal lahir anak.
b. Melatih
daya kritis pada anak. Contohnya adalah menstimulasi anak melalui
bercerita untuk bertanya perihal
asal-usul suatu sejarah (tentang dirinya ataupun lingkungannya).
c. Menumbuhkan
apresiasi dan penghargaan anak terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti
peradaban bangsa Indonesia di masa lampau. Contohnya adalah melalui permainan
tradisional atau mengunjungi museum sejarah.
d. Menumbuhkan
kesadaran dalam diri anak sebagai bagian
dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat
diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun
internasional. Contohnya adalah melalui peringatan hari kemerdekaan.
e. Anak memperoleh pemahaman ilmu dan
memupuk pemikiran historis dan pemahaman sejarah.
3) Sasaran Pembelajaran Sejarah untuk
Anak Usia Dini
Sasaran umum pembelajaran sejarah
menurut S.K. Kochhar (2008:27-37) adalah
a. Mengembangkan tentang diri sendiri.
b. Memberikan gambaran yang tepat
tentang konsep waktu, ruang dan masyarakat.
c. Membuat masyarakat mampu
mengevaluasi nilai dan hasil yang telah dicapai oleh generasinya.
d. Mengajarkan toleransi.
e. Menanamkan sikap intelektual.
f.
Memperluas cakrawala intelektualitas.
g. Mengajarkan prinsip-prinsip
intelektualitas.
h. Mengajarkan prinsip-prinsip moral.
i.
Menanamkan orientasi kemasa depan.
j.
Memberikan pelatihan mental.
k. Melatih siswa menangani isu-isu
kontroversial.
l.
Membantu mencarikan jalan keluar bagi berbagai masalah
sosial dan perorangan.
m. Memperkokoh rasa nasionalisme.
n. Mengembangkan pemahaman
internasioanal.
o. Mengembangkan
keterempilan-keterampilan yang berguna.
4) Manfaat Pembelajaran Sejarah untuk
Anak Usia Dini
a. Sebagai sarana pendidikan,
pengajaran sejarah termasuk pengajaran normatif, karena tujuan dan sasarannya
lebih ditujukan pada segi-segi normatif yaitu segi nilai dan makna yang sesuai
dengan tujuan pendidikan itu sendiri.
b. Melalui pengajaran sejarah siswa
mampu mengembangkan kompetensi untuk berpikir secara kronologis dan memiliki
pengetahuan tentang masa lampau yang dapat digunakan untuk memahami dan
menjelaskan proses perkembanagan dan perubahan masyarakat serta keragaman
sosial budaya dalam rangka menemukan dan menumbuhkan jatidiri bangsa
ditengah-tengah kehidupan masyarakat dunia.
c. Anak menyadari adanya keragaman
pengalaman hidup pada masing-masing masyarakat dan adanya cara pandang yang
berbeda terhadap masa lampau untuk memahami masa kini dan membangun pengetahuan
serta pemahaman untuk menghadapai masa yang akan datang (Depdiknas, 2003 dalam
Isjoni, 2007:72).
5) Strategi Pembelajaran Sejarah untuk
Anak Usia Dini
Sebelum membahas mengenai strategi
pembelajaran sejarah untuk anak usia dini,
ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu mengenai strategi. Dalam
konteks pendidikan, strategi merupakan kebijakan-kebijakan yang mendasar dalam
pengembangan pendidikan sehingga tercapai tujuan pendidikan secara lebih
terarah, lebih efektif dan efisien. Dalam aplikasi pembelajaran, strategi
merupakan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang mendasar dalam proses
belajar mengajar untuk mencapai sasaran pendidikan maupun tujuan pembelajaran
itu sendiri.
Menurut Newman dan Logan yang dikutip oleh Djamaludin Darwis,
strategi merupakan dasar setiap usaha meliputi:
a. Pengidentifikasian dan penetapan spesifikasi dari kualifikasi
tujuan yang akan dicapai dengan memperhatikan dan mempertimbangkan aspirasi
masyarakat yang memerlukan.
b. Pertimbangan dan pemilihan cara atau pendekatan utama yang
dianggap ampuh untuk menempuh sasaran
c. Pertimbangan dan pengetahuan langkah-langkah yang ditempuh sejak
titik awal pelaksanaan sampai titik akhir pencapaian sasaran
d.
Pertimbangan
dan penetapan tolok ukur untuk mengukur
taraf keberhasilan sesuai dengan tujuan yang dijadikan sasaran.
Berdasarkan strategi pendidikan diatas maka dapat
kita simpulkan strategi pembelajaran
sejarah untuk anak usia dini, yaitu sebagai berikut:
a.
Mengidentifikasi dan
menetapkan spesifikasi dari kualifikasi
pembelajaran sejarah AUD yang akan dicapai dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan aspirasi orang tua dan lingkungan anak.
b.
Mempertimbangkan dan
memilih cara (pendekatan utama) yang dianggap efektif untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
c.
Mempertimbangkan dan
mengetahui langkah-langkan yang digunakan sejak awal pelaksanaan sampai
tercapainya tujuan.
d.
Mempertimbangkan dan
menetapkan tolok ukur untuk mengukur pemahaman anak tentang sejarah sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
6) Contoh
Pembelajaran Sejarah untuk Anak Usia Dini
·
Wisata Budaya
Akan
sangat menyenangkan bila pendidik mengajak keluarga ke tempat wisata budaya
seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan dan candi lainnya yang terdapat di
Indonesia. Indonesia begitu kaya akan sejarah salah satunya adalah peninggalan
zaman kerajaan ribuan tahun yang lalu. Orang tua atau guru bisa ceritakan
sedikit sejarah berdirinya candi ini, usianya dan kerajaan apakah yang saat itu
berkuasa.
·
Cerita Pahlawan Nasional
Pendidik
maupun orang tua dapat memilih salah satu tokoh pahlawan nasional yang bisa menjadi
cerita yang menarik bagi anak, contohnya Pangeran Dipenogoro yang memimpin
rakyat Indonesia dengan taktik gerilya melawan bangsa Belanda. Orang tua juga
bisa menceritakan kepada putra dan putri bahwa ada pahlawan nasional wanita
seperti Cut Nyak Dien, R.A. Kartini dan Cut Mutia. Kisah mengenai perjuangan
bangsa Indonesia harus disesuaikan dengan umur anak dan kemampuan daya
tangkapnya.
·
Wawancara dengan Orang Tua
Pendidik
bisa ajak anak untuk mengobrol dengan kakek atau nenek (siswa) yang masih hidup
dan bisa menceritakan tentang kisah hidupnya saat muda dulu. Anak bisa bertanya
bagaimana hidup sebelum kemerdekaan RI atau jika kakek adalah seorang tentara,
bagaimana perjuangannya membela bangsa Indonesia terhadap penjajah.
·
Kunjungan ke Museum
Museum
bisa menjadi tempat yang bagus sekali untuk mengenalkan sejarah negara pada
anak. Pendidik bisa ke Museum Nasional, Museum Fatahillah, Museum Satya Mandala,
Museum Wayang, Museum BI dan museum lainnya yang berisikan peninggalan sejarah
bangsa Indonesia. Ada baiknya sebelum pendidik mampir ke salah satu museum ini,
anda sudah melakukan survey baik tentang isi dari museum juga sejarah singkat
tentang barang-barang yang terdapat di museum yang akan menjadi tujuan wisata.
Sehingga bila anak bertanya tentang beberapa hal yang berkaitan dengan sejarah
Bangsa Indonesia seputar barang-barang tersebut, pendidik bisa menjawabnya.
Di
bawah ini terdapat 2 contoh museum yang baik untuk Anak Usia Dini:
a.
Museum
Mainan Anak-anak di Indonesia (Museum Anak Kolong Tangga Taman Budaya
Yogyakarta).
Pendiri museum ini adalah seorang
seniman berkebangsaan Belgia yaitu Rudi Corens. Awalnya ia jatuh cinta pada
mainan ank tradisional. Lalu ia menyimpan koleksi mainannya di dalam rumah
hingga akhirnya menghibahkan hamper seluruh koleksinya pada museum ini. Berlokasi
di Jl. Sri Wedani no 1 (ruangan di bawah tangga), Yogyakarta. Lalu dibukalah
Museum Anak Kolong Tangga pada 02 Februari 2008. Di museum ini terdapat lebih
dari 400 koleksi mainan tradisional seperti engrang, congklak, gasing, sepeda
roda tiga (trike), dan puluhan permainan lain.
Harga tiket masuk museum ini cukup
terjangkau yakni Rp 2.500,00/orang dan bagi anak usia <15tahun tidak
dikenakan biaya. Museum ini dibuka setiap hari Selasa-Jumat pukul 09.00-13.00
WIB dan Sabtu_Minggu pukul 09.00-16.00 WIB.
b.
Museum of
Childhood. Edinburgh, Skotlandia.
Dunia
anak-anak tak sepenuhnya dihibur di lingkungan taman hiburan atau sekolah.
Anak-anak juga sebaiknya dibawa ke museum untuk menambah pengetahuan mereka akan benda-benda bersejarah dan unik. Dunia anak-anak tak sepenuhnya dihibur di lingkungan taman hiburan atau sekolah.Anak-anak juga sebaiknya dibawa ke museum untuk menambah pengetahuan mereka akan benda-benda bersejarah dan unik.Terkadang anak-anak susah dibawa ke tempat seperti itu. Namun, jika kita membawanya ke museum yang merepresentasikan dunia anak, mereka pasti senang.Lokasi tersebut memang jauh dari Indonesia. Lokasi yang diberi nama Museum of Childhood itu berada di Inggris Raya, tetaptnya di High Street, Edinburgh, Skotlandia. Museum pertama di dunia yang didedikasikan untuk sejarah masa kecil didirikan oleh Pattrick Murrey. Ia adalah seorang kolektor mainan, yang juga seorang anggota dewan di Edinburgh.
Anak-anak juga sebaiknya dibawa ke museum untuk menambah pengetahuan mereka akan benda-benda bersejarah dan unik. Dunia anak-anak tak sepenuhnya dihibur di lingkungan taman hiburan atau sekolah.Anak-anak juga sebaiknya dibawa ke museum untuk menambah pengetahuan mereka akan benda-benda bersejarah dan unik.Terkadang anak-anak susah dibawa ke tempat seperti itu. Namun, jika kita membawanya ke museum yang merepresentasikan dunia anak, mereka pasti senang.Lokasi tersebut memang jauh dari Indonesia. Lokasi yang diberi nama Museum of Childhood itu berada di Inggris Raya, tetaptnya di High Street, Edinburgh, Skotlandia. Museum pertama di dunia yang didedikasikan untuk sejarah masa kecil didirikan oleh Pattrick Murrey. Ia adalah seorang kolektor mainan, yang juga seorang anggota dewan di Edinburgh.
Museum of
Childhood merupakan museum pertama yang khusus didedikasikan untuk dunia
anak-anak. Museum ini banyak memajang aneka mainan dari segala jenis generasi
yang bisa dinikmati dan diketahui sejarahnya oleh anak-anak. Di sini, anak-anak
dapat melihat beruang Teddy (Teddy Bear) kesayangan mereka, beragam jenis
boneka, serta mainan kereta dan mobil.
Anak-anak juga
akan senang dengan Rumah Boneka Stanbrig Eorls yang menjadi tempat favorit bagi
pengunjung. Rumah ini terdiri dari 21 kamar dengan 2 ribu macam perlengkapan,
mulai dari handuk kecil di kamar mandi hingga pernak-pernik di dalam kamar
anak.
Selain itu, ada juga miniatur berupa toko daging tahun 1880-an yang dilengkapi dengan potongan daging beserta tukang dagingnya. Toko ini juga menjadi pilihan sebagai objek untuk dilihat.
Koleksi
mainan di Museum of Childhood berasal dari Patrick Murray, seorang kolektor
mainan dan benda-benda yang berkaitan dengan masa kanak-kanak.
Museum ini bisa dibilang lebih dari sekedar museum mainan karena mengandung unsur pendidikan di dalamnya. Misalnya tentang bagaimana proses pertumbuhan bayi dan bagaimana menjaga kesehatannya. Tak hanya anak-anak yang bisa menikmati museum, orang dewasa juga bisa menikmati penggalan memori akan masa kecil mereka. Entah itu dari mobil Corgi ataupun boneka Barbie. Pasti ada hal yang membuat para orang dewasa berpikir bahwa mereka sempat memiliki salah satu dari mainan-mainan yang ada.
Museum ini bisa dibilang lebih dari sekedar museum mainan karena mengandung unsur pendidikan di dalamnya. Misalnya tentang bagaimana proses pertumbuhan bayi dan bagaimana menjaga kesehatannya. Tak hanya anak-anak yang bisa menikmati museum, orang dewasa juga bisa menikmati penggalan memori akan masa kecil mereka. Entah itu dari mobil Corgi ataupun boneka Barbie. Pasti ada hal yang membuat para orang dewasa berpikir bahwa mereka sempat memiliki salah satu dari mainan-mainan yang ada.
Museum juga
menyediakan toko mainan untuk berbelanja. Tak jarang museum mengadakan
kompetisi seni bagi para anak-anak untuk membantu mengembangkan seni yang ada
dalam diri mereka.
Tulisan ini adalah salah satu tugas yang kami kerjakan bersama, thanks to Dinda dan Ria sahabat seperjuangan di PGPAUD. Semoga tulisan ini bermanfaat anda para pembaca.. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar