Selasa, 15 September 2015

Pembelajaran Sejarah untuk Anak Usia Dini






 
PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK ANAK USIA DINI

1)      Pengertian Sejarah
Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Dalam bahasa Inggris, kata sejarah disebut history, artinya masa lampau; masa lampau umat manusia. Dalam bahasa Arab, sejarah disebut sajaratun (syajaroh), artinya pohon dan keturunan. Dalam bahasa Yunani, kata sejarah disebut istoria, yang berarti belajar. Jadi, sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa, kejadian yang terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam bahasa Jerman, kata sejarah disebut geschichte yang artinya sesuatu yang telah terjadi, sesuatu yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Adapun menurut Sartono Kartodirdjo, sejarah adalah rekonstruksi masa lampau atau kejadian yang terjadi pada masa lampau.
Sartono Kartodirjo dalam Rustam E.Tamburaka (2002:14) mengatakan pengertian sejarah dapat dibagi menjadi dua pengertian yakni:
a.       Sejarah dalam arti subjektif adalah suatu konstruk,ialah bangunan yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau cerita.Uraian atau cerita itu merupakan suatu kesatuan atau unit yang mencakup fakta-fakta terangkaikan untuk menggambarkan suatu gejala sejarah, baik proses maupun struktur.
b.      Sejarah dalam arti objektif menunjukkan kepada kejadian atau peristiwa itu sendiri, ialah proses sejarah dalam aktualitasnya. Kejadian itu hanya terjadi sekali dan tidak dapat terulang kembali. Keseluruhan proses itu berlangsung terlepas dari subjek manapun juga. Jadi, objektif dalam arti tidak memuat unsure-unsur subjek (pengarang atau pengamat).
Moh. Yamin dalam Rustam E. Tamburaka (2002:15) mengatakan “Sejarah ialah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan cerita bertarikh, tentang kejadian dalam masyarakat manusia yang telah lampau, sebagai susunan hasil penyelidikan bahan tulisan atau tanda-tanda yang lain.


2)      Tujuan Pembelajaran Sejarah untuk Anak Usia Dini
a.       Membangun kesadaran anak tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan  sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan. Contohnya adalah tempat tanggal lahir anak.
b.      Melatih daya kritis pada anak. Contohnya adalah menstimulasi anak melalui bercerita  untuk bertanya perihal asal-usul suatu sejarah (tentang dirinya ataupun lingkungannya).  
c.       Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan anak terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau. Contohnya adalah melalui permainan tradisional atau mengunjungi museum sejarah.
d.      Menumbuhkan  kesadaran dalam diri anak sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional. Contohnya adalah melalui peringatan hari kemerdekaan.
e.       Anak memperoleh pemahaman ilmu dan memupuk pemikiran historis dan pemahaman sejarah.
3)      Sasaran Pembelajaran Sejarah untuk Anak Usia Dini
Sasaran umum pembelajaran sejarah menurut S.K. Kochhar (2008:27-37) adalah
a.       Mengembangkan tentang diri sendiri.
b.      Memberikan gambaran yang tepat tentang konsep waktu, ruang dan masyarakat.
c.       Membuat masyarakat mampu mengevaluasi nilai dan hasil yang telah dicapai oleh generasinya.
d.      Mengajarkan toleransi.
e.       Menanamkan sikap intelektual.
f.        Memperluas cakrawala intelektualitas.
g.       Mengajarkan prinsip-prinsip intelektualitas.
h.       Mengajarkan prinsip-prinsip moral.
i.         Menanamkan orientasi kemasa depan.
j.        Memberikan pelatihan mental.
k.      Melatih siswa menangani isu-isu kontroversial.
l.         Membantu mencarikan jalan keluar bagi berbagai masalah sosial dan perorangan.
m.     Memperkokoh rasa nasionalisme.
n.       Mengembangkan pemahaman internasioanal.
o.      Mengembangkan keterempilan-keterampilan yang berguna.
4)      Manfaat Pembelajaran Sejarah untuk Anak Usia Dini
a.       Sebagai sarana pendidikan, pengajaran sejarah termasuk pengajaran normatif, karena tujuan dan sasarannya lebih ditujukan pada segi-segi normatif yaitu segi nilai dan makna yang sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri.
b.      Melalui pengajaran sejarah siswa mampu mengembangkan kompetensi untuk berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan proses perkembanagan dan perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya dalam rangka menemukan dan menumbuhkan jatidiri bangsa ditengah-tengah kehidupan masyarakat dunia.
c.       Anak menyadari adanya keragaman pengalaman hidup pada masing-masing masyarakat dan adanya cara pandang yang berbeda terhadap masa lampau untuk memahami masa kini dan membangun pengetahuan serta pemahaman untuk menghadapai masa yang akan datang (Depdiknas, 2003 dalam Isjoni, 2007:72).
5)      Strategi Pembelajaran Sejarah untuk Anak Usia Dini
Sebelum membahas mengenai strategi pembelajaran sejarah untuk anak usia dini,  ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu mengenai strategi.  Dalam konteks pendidikan, strategi merupakan kebijakan-kebijakan yang mendasar dalam pengembangan pendidikan sehingga tercapai tujuan pendidikan secara lebih terarah, lebih efektif dan efisien. Dalam aplikasi pembelajaran, strategi merupakan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang mendasar dalam proses belajar mengajar untuk mencapai sasaran pendidikan maupun tujuan pembelajaran itu sendiri.
Menurut Newman dan Logan yang dikutip oleh Djamaludin Darwis, strategi merupakan dasar setiap usaha meliputi:
a.       Pengidentifikasian dan penetapan spesifikasi dari kualifikasi tujuan yang akan dicapai dengan memperhatikan dan mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang memerlukan.
b.      Pertimbangan dan pemilihan cara atau pendekatan utama yang dianggap ampuh untuk menempuh sasaran
c.       Pertimbangan dan pengetahuan langkah-langkah yang ditempuh sejak titik awal pelaksanaan sampai titik akhir pencapaian sasaran
d.      Pertimbangan dan penetapan  tolok ukur untuk mengukur taraf keberhasilan sesuai dengan tujuan yang dijadikan sasaran.
Berdasarkan strategi pendidikan diatas maka dapat kita simpulkan  strategi pembelajaran sejarah untuk anak usia dini, yaitu sebagai berikut:
a.       Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dari kualifikasi  pembelajaran sejarah AUD yang akan dicapai dengan memperhatikan dan mempertimbangkan aspirasi orang tua dan lingkungan anak.  
b.      Mempertimbangkan dan memilih cara (pendekatan utama) yang dianggap efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c.       Mempertimbangkan dan mengetahui langkah-langkan yang digunakan sejak awal pelaksanaan sampai tercapainya tujuan.
d.      Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur untuk mengukur pemahaman anak tentang sejarah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
6)      Contoh Pembelajaran Sejarah untuk Anak Usia Dini
·        Wisata Budaya
Akan sangat menyenangkan bila pendidik mengajak keluarga ke tempat wisata budaya seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan dan candi lainnya yang terdapat di Indonesia. Indonesia begitu kaya akan sejarah salah satunya adalah peninggalan zaman kerajaan ribuan tahun yang lalu. Orang tua atau guru bisa ceritakan sedikit sejarah berdirinya candi ini, usianya dan kerajaan apakah yang saat itu berkuasa.
·        Cerita Pahlawan Nasional
Pendidik maupun orang tua dapat memilih salah satu tokoh pahlawan nasional yang bisa menjadi cerita yang menarik bagi anak, contohnya Pangeran Dipenogoro yang memimpin rakyat Indonesia dengan taktik gerilya melawan bangsa Belanda. Orang tua juga bisa menceritakan kepada putra dan putri bahwa ada pahlawan nasional wanita seperti Cut Nyak Dien, R.A. Kartini dan Cut Mutia. Kisah mengenai perjuangan bangsa Indonesia harus disesuaikan dengan umur anak dan kemampuan daya tangkapnya.
·        Wawancara dengan Orang Tua
Pendidik bisa ajak anak untuk mengobrol dengan kakek atau nenek (siswa) yang masih hidup dan bisa menceritakan tentang kisah hidupnya saat muda dulu. Anak bisa bertanya bagaimana hidup sebelum kemerdekaan RI atau jika kakek adalah seorang tentara, bagaimana perjuangannya membela bangsa Indonesia terhadap penjajah.
·        Kunjungan ke Museum
Museum bisa menjadi tempat yang bagus sekali untuk mengenalkan sejarah negara pada anak. Pendidik bisa ke Museum Nasional, Museum Fatahillah, Museum Satya Mandala, Museum Wayang, Museum BI dan museum lainnya yang berisikan peninggalan sejarah bangsa Indonesia. Ada baiknya sebelum pendidik mampir ke salah satu museum ini, anda sudah melakukan survey baik tentang isi dari museum juga sejarah singkat tentang barang-barang yang terdapat di museum yang akan menjadi tujuan wisata. Sehingga bila anak bertanya tentang beberapa hal yang berkaitan dengan sejarah Bangsa Indonesia seputar barang-barang tersebut, pendidik bisa menjawabnya.
Di bawah ini terdapat 2 contoh museum yang baik untuk Anak Usia Dini:
a.       Museum Mainan Anak-anak di Indonesia (Museum Anak Kolong Tangga Taman Budaya Yogyakarta).
Pendiri museum ini adalah seorang seniman berkebangsaan Belgia yaitu Rudi Corens. Awalnya ia jatuh cinta pada mainan ank tradisional. Lalu ia menyimpan koleksi mainannya di dalam rumah hingga akhirnya menghibahkan hamper seluruh koleksinya pada museum ini. Berlokasi di Jl. Sri Wedani no 1 (ruangan di bawah tangga), Yogyakarta. Lalu dibukalah Museum Anak Kolong Tangga pada 02 Februari 2008. Di museum ini terdapat lebih dari 400 koleksi mainan tradisional seperti engrang, congklak, gasing, sepeda roda tiga (trike), dan puluhan permainan lain.
Harga tiket masuk museum ini cukup terjangkau yakni Rp 2.500,00/orang dan bagi anak usia <15tahun tidak dikenakan biaya. Museum ini dibuka setiap hari Selasa-Jumat pukul 09.00-13.00 WIB dan Sabtu_Minggu pukul 09.00-16.00 WIB.

b.      Museum of Childhood. Edinburgh, Skotlandia.
Dunia anak-anak tak sepenuhnya dihibur di lingkungan taman hiburan atau sekolah.
Anak-anak juga sebaiknya dibawa ke museum untuk menambah pengetahuan mereka akan benda-benda bersejarah dan unik. Dunia anak-anak tak sepenuhnya dihibur di lingkungan taman hiburan atau sekolah.Anak-anak juga sebaiknya dibawa ke museum untuk menambah pengetahuan mereka akan benda-benda bersejarah dan unik.Terkadang anak-anak susah dibawa ke tempat seperti itu. Namun, jika kita membawanya ke museum yang merepresentasikan dunia anak, mereka pasti senang.Lokasi tersebut memang jauh dari Indonesia. Lokasi yang diberi nama Museum of Childhood itu berada di Inggris Raya, tetaptnya di High Street, Edinburgh, Skotlandia. Museum pertama di dunia yang didedikasikan untuk sejarah masa kecil didirikan oleh Pattrick Murrey. Ia adalah seorang kolektor mainan, yang juga seorang anggota dewan di Edinburgh.
Museum of Childhood merupakan museum pertama yang khusus didedikasikan untuk dunia anak-anak. Museum ini banyak memajang aneka mainan dari segala jenis generasi yang bisa dinikmati dan diketahui sejarahnya oleh anak-anak. Di sini, anak-anak dapat melihat beruang Teddy (Teddy Bear) kesayangan mereka, beragam jenis boneka, serta mainan kereta dan mobil.
Anak-anak juga akan senang dengan Rumah Boneka Stanbrig Eorls yang menjadi tempat favorit bagi pengunjung. Rumah ini terdiri dari 21 kamar dengan 2 ribu macam perlengkapan, mulai dari handuk kecil di kamar mandi hingga pernak-pernik di dalam kamar anak.

Selain itu, ada juga miniatur berupa toko daging tahun 1880-an yang dilengkapi dengan potongan daging beserta tukang dagingnya. Toko ini juga menjadi pilihan sebagai objek untuk dilihat.
Koleksi mainan di Museum of Childhood berasal dari Patrick Murray, seorang kolektor mainan dan benda-benda yang berkaitan dengan masa kanak-kanak.
Museum ini bisa dibilang lebih dari sekedar museum mainan karena mengandung unsur pendidikan di dalamnya. Misalnya tentang bagaimana proses pertumbuhan bayi dan bagaimana menjaga kesehatannya. Tak hanya anak-anak yang bisa menikmati museum, orang dewasa juga bisa menikmati penggalan memori akan masa kecil mereka. Entah itu dari mobil Corgi ataupun boneka Barbie. Pasti ada hal yang membuat para orang dewasa berpikir bahwa mereka sempat memiliki salah satu dari mainan-mainan yang ada.
Museum juga menyediakan toko mainan untuk berbelanja. Tak jarang museum mengadakan kompetisi seni bagi para anak-anak untuk membantu mengembangkan seni yang ada dalam diri mereka.

Tulisan ini adalah salah satu tugas yang kami kerjakan bersama, thanks to Dinda dan Ria sahabat seperjuangan di PGPAUD. Semoga tulisan ini bermanfaat anda para pembaca.. :) 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar