Senin, 14 September 2015

Peran Orang Tua dalam Kegiatan Bermain dalam Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini


 “Peran Orang Tua Dalam Kegiatan Bermain Dalam Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah (5-6 Tahun)” 

Penelitian dalam Jurnal STIKES Volume 5, No. 2, Desember 2012 yang berjudul “Peran Orang Tua Dalam Kegiatan Bermain Dalam Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah (5-6 Tahun)” meneliti tentang   hubungan  peran orang tua dalam  kegiatan  bermain dengan perkembangan kognitif pada anak  usia prasekolah (5-6 tahun).  Lingkungan terdekat seorang anak adalah orang tua, maka dari itu mereka berperan penting terhadap perkembangan anak. Usia prasekolah sering pula disebut sebagai masa golden age, karena pada masa ini anak sedang tumbuh dan berkembang baik fisik maupun psikisnya. Stimulasi sangat penting dilakukan oleh orang tua, agar anak berkembang secara optimal.
Penelitian  ini menambah pengetahuan pembacanya, karena isinya mengandung pengetahuan tentang perkembangan kognitif anak. Kegiatan yang dapat menstimulasi kognitif anak diantaranya adalah kegiatan bermain. Orang tua hendaknya memberikan stimulasi untuk perkembangan kognitif anak-anaknya dengan bermain. Namun sayangnya, karena alasan kesibukan pekerjaan tidak jarang orang tua yang membiarkan anaknya bermain sendiri tanpa pengawasan ataupun keterlibatan mereka. Hal ini terbukti dari hasil penelitian penulis, yaitu dari 38 orangtua siswa di TK Baptis Setia Bakti Kediri menyatakan bahwa dari 25 kuesioner pendahuluan ditemukan hanya 31,05% orang tua pernah menemani anaknya dalam bermain, 31,9% orang tua yang memotivasi anaknya untuk bermain, dan 28,9% orang tua mengawasi anak mereka dalam bermain.
Dalam penelitian ini juga membahas mengenai pentingnya bermain bagi aspek perkembangan anak, terutama dalam perkembangan kognitif. Orang tua yang cenderung melarang anaknya untuk bermain akan menyebabkan anak tidak ceria, kurang percaya diri, kurang supel, bahkan mudah takut pada teman- temannya, dan kurang kreatif (Budiman, 2006). Karena itu, anak-anak usia prasekolah harus di stimulasi dengan kegiatan  bermain. Pada usia prasekolah, jenis bermain yang dapat digunakan misalnya benda    benda disekitar rumah, buku bergambar, majalah anak -anak, alat gambar, kertas lipat, gunting dan air (Hidayat, 2005).  Untuk memfasilitasi kegiatan bermain bagi anak ini  yang  membantu mengembangkan fisik    motorik, sosial    emosional, dan kognisinya tentu tidak terlepas dari peran orang tua. Menurut penulis, peran orang tua yang dimaksud adalah peran memotivasi, mengawasi, dan menjadi mitra dalam bermain anak. Meskipun dalam hasil penelitian ini adalah tidak ada  hubungan antara peran orang tua dalam kegiatan bermain dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah (5-6 tahun) di TK Baptis Setia Bakti Kediri kita tetap harus mengetahui pentingnya hubungan antara kegiatan bermain dan perkembangan kognitif anak. Dan sebaiknya sebagai orang tua, menyediakan stimulasi kepada anak, dengan berbagai alat permainan edukatif agar perkembangan kognitif anak berkembang optimal.
Menurut Piaget dalam Santrock mengatakan bahwa anak usia 2-7 tahun berada pada tahapan perkembangan kognitif praoperasional, yaitu anak mulai menggunakan gambaran-gambaran mental untuk memahami dunianya. Pemikiran- pemikiran simbolik, yang direfleksikan dalam penggunaan kata-kata dan gambar-gambar mulai digunakan dalam penggambaran mental, yang melampaui hubungan informasi sensorik dengan tindakan fisik. Akan tetapi ada hambatan dalam pemikiran anak pada tahapan ini, seperti egosentrisme dan sentralisasi.
Selain itu, bermain memiliki beberapa manfaat bagi aspek perkembangan yang dijelaskan Maxim (1985) dalam Solehuddin (1997) yaitu :
a.       Aspek fisik, mengembangkan otot besar (seperti bermain balok, bola, dsb.) dan mengembangkan otot kecil (seperti : memotong kertas, melukis, dsb).
b.      Kognitif, yaitu  Keterampilan intelektual disaat anak terlibat dalam aktivitas yang yang menuntut fikirannya (seperti : melukis dan memcahkan masalah, dsb).
c.       Sosial, yaitu saat anak terlibat aktif dalam suatu kegiatan.
d.      Emosi, yaitu disaat bermain anak perlu belajar untuk berkespresi secara terkendali.  
Dilihat dari judulnya, ” Peran Orang Tua Dalam Kegiatan Bermain Dalam Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah (5-6 Tahun)”, seolah-olah menghimbau para orang tua  untuk lebih aktif  untuk terlibat dalam kegiatan bermain dengan anak-anaknya,  karena banyak sekali manfaat dari kegiatan bermain tersebut bagi anak. Para pembaca atau orang tua yang  perduli  terhadap perkembangan anaknya ketika  melihat judul ini tentu akan tertarik untuk  mengetahui dan menambah ilmu tentang perkembangan anak. Penelitian  ini meneliti tentang peran orang tua dalam kegiatan bermain anak serta manfaatnya. Namun, dalam penelitian ini tidak mencantumkan bahwa bermain dapat pula mengembangkan aspek Nilai agama dan moral dan bahasa anak, dan hanya menjelaskan mengenai kemampuan fisik-motorik, sosial-emosional, dan kognisinya (Davida, 2004). Selain itu, dalam jurnal ini tidak dibahas mengenai permainan secara spesifik yang dapat dimainkan oleh orangtua dan anak yang bisa dilakukan dirumah secara bersama-sama.
Saran didalam penelitian ini sudah cukup baik, yaitu hendaknya instansi pelayanan kesehatan (Rumah Sakit,  Puskesmas) dan posyandu dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat mengenai tumbuh kembang anak usia prasekolah terutama perkembangan kognitifnya. Namun, akan lebih baik lagi jika masyarakat dapat bekerjasama dengan lembaga PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) setempat untuk edukasi para orangtua dalam memahami arti dari peran orang tua dalam mengembangkan kognitif anak dalam kegiatan bermain, serta mengetahui permainan apa saja yang dapat digunakan didaerah Kediri. Dengan demikian, orang tua dapat bermain dengan anak-anak sekaligus melestarikan kebudayaan yang ada didaerahnya.



Referensi :
Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak. Edisi kesebelas, Jilid 1. Jakarta: Eralngga.
Solehuddin. (1997). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: Depdikbud FIP IKIP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar