“Peran Orang Tua Dalam Kegiatan Bermain Dalam Perkembangan
Kognitif Anak Usia Prasekolah (5-6 Tahun)”
Penelitian dalam Jurnal STIKES Volume 5, No. 2,
Desember 2012 yang berjudul “Peran Orang Tua Dalam Kegiatan Bermain Dalam Perkembangan
Kognitif Anak Usia Prasekolah (5-6 Tahun)” meneliti tentang hubungan
peran orang tua dalam
kegiatan bermain dengan perkembangan
kognitif pada anak usia prasekolah (5-6
tahun). Lingkungan terdekat seorang anak
adalah orang tua, maka dari itu mereka berperan penting terhadap perkembangan
anak. Usia prasekolah sering pula disebut sebagai masa golden age, karena pada masa ini anak sedang tumbuh dan berkembang
baik fisik maupun psikisnya. Stimulasi sangat penting dilakukan oleh orang tua,
agar anak berkembang secara optimal.
Penelitian ini menambah pengetahuan pembacanya, karena
isinya mengandung pengetahuan tentang perkembangan kognitif anak. Kegiatan yang
dapat menstimulasi kognitif anak diantaranya adalah kegiatan bermain. Orang tua
hendaknya memberikan stimulasi untuk perkembangan kognitif anak-anaknya dengan
bermain. Namun sayangnya, karena alasan kesibukan pekerjaan tidak jarang orang
tua yang membiarkan anaknya bermain sendiri tanpa pengawasan ataupun
keterlibatan mereka. Hal ini terbukti dari hasil penelitian penulis, yaitu dari
38 orangtua siswa di TK Baptis Setia Bakti Kediri menyatakan bahwa dari 25 kuesioner
pendahuluan ditemukan hanya 31,05% orang tua pernah menemani anaknya dalam
bermain, 31,9% orang tua yang memotivasi anaknya untuk bermain, dan 28,9% orang
tua mengawasi anak mereka dalam bermain.
Dalam penelitian ini juga membahas mengenai pentingnya
bermain bagi aspek perkembangan anak, terutama dalam perkembangan kognitif.
Orang tua yang cenderung melarang anaknya untuk bermain akan menyebabkan anak
tidak ceria, kurang percaya diri, kurang supel, bahkan mudah takut pada teman- temannya, dan kurang kreatif (Budiman, 2006).
Karena itu, anak-anak usia prasekolah harus di stimulasi dengan kegiatan bermain. Pada usia prasekolah, jenis bermain
yang dapat digunakan misalnya benda
– benda disekitar rumah, buku
bergambar, majalah anak -anak, alat gambar, kertas lipat, gunting dan air
(Hidayat, 2005). Untuk memfasilitasi
kegiatan bermain bagi anak ini yang membantu mengembangkan fisik – motorik,
sosial –
emosional, dan kognisinya tentu tidak terlepas dari peran orang tua.
Menurut penulis, peran orang tua yang dimaksud adalah peran memotivasi, mengawasi,
dan menjadi mitra dalam bermain anak. Meskipun dalam hasil penelitian ini
adalah tidak ada hubungan antara peran
orang tua dalam kegiatan bermain dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah
(5-6 tahun) di TK Baptis Setia Bakti Kediri kita tetap harus mengetahui
pentingnya hubungan antara kegiatan bermain dan perkembangan kognitif anak. Dan
sebaiknya sebagai orang tua, menyediakan stimulasi kepada anak, dengan berbagai
alat permainan edukatif agar perkembangan kognitif anak berkembang optimal.
Menurut Piaget dalam Santrock mengatakan bahwa anak
usia 2-7 tahun berada pada tahapan perkembangan kognitif praoperasional, yaitu
anak mulai menggunakan gambaran-gambaran mental untuk memahami dunianya.
Pemikiran- pemikiran simbolik, yang direfleksikan dalam penggunaan kata-kata
dan gambar-gambar mulai digunakan dalam penggambaran mental, yang melampaui
hubungan informasi sensorik dengan tindakan fisik. Akan tetapi ada hambatan
dalam pemikiran anak pada tahapan ini, seperti egosentrisme dan sentralisasi.
Selain itu, bermain memiliki beberapa manfaat bagi
aspek perkembangan yang dijelaskan Maxim (1985) dalam Solehuddin (1997) yaitu :
a. Aspek
fisik, mengembangkan otot besar (seperti bermain balok, bola, dsb.) dan
mengembangkan otot kecil (seperti : memotong kertas, melukis, dsb).
b. Kognitif,
yaitu Keterampilan intelektual disaat
anak terlibat dalam aktivitas yang yang menuntut fikirannya (seperti : melukis
dan memcahkan masalah, dsb).
c. Sosial,
yaitu saat anak terlibat aktif dalam suatu kegiatan.
d. Emosi,
yaitu disaat bermain anak perlu belajar untuk berkespresi secara
terkendali.
Dilihat dari judulnya, ” Peran
Orang Tua Dalam Kegiatan Bermain Dalam Perkembangan Kognitif Anak Usia
Prasekolah (5-6 Tahun)”, seolah-olah menghimbau para orang tua untuk lebih aktif untuk terlibat dalam kegiatan bermain dengan
anak-anaknya, karena banyak sekali
manfaat dari kegiatan bermain tersebut bagi anak. Para pembaca atau orang tua
yang perduli terhadap perkembangan anaknya ketika melihat judul ini tentu akan tertarik untuk mengetahui dan menambah ilmu tentang
perkembangan anak. Penelitian ini
meneliti tentang peran orang tua dalam kegiatan bermain anak serta manfaatnya.
Namun, dalam penelitian ini tidak mencantumkan bahwa bermain dapat pula
mengembangkan aspek Nilai agama dan moral dan bahasa anak, dan hanya
menjelaskan mengenai kemampuan fisik-motorik, sosial-emosional, dan kognisinya (Davida,
2004). Selain itu, dalam jurnal ini tidak dibahas mengenai permainan secara spesifik
yang dapat dimainkan oleh orangtua dan anak yang bisa dilakukan dirumah secara
bersama-sama.
Saran didalam penelitian ini sudah cukup baik, yaitu
hendaknya instansi pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas) dan posyandu dapat meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat mengenai tumbuh kembang anak usia prasekolah terutama
perkembangan kognitifnya. Namun, akan lebih baik lagi jika masyarakat dapat
bekerjasama dengan lembaga PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) setempat untuk
edukasi para orangtua dalam memahami arti dari peran orang tua dalam
mengembangkan kognitif anak dalam kegiatan bermain, serta mengetahui permainan
apa saja yang dapat digunakan didaerah Kediri. Dengan demikian, orang tua dapat
bermain dengan anak-anak sekaligus melestarikan kebudayaan yang ada
didaerahnya.
Referensi
:
Santrock,
J.W. (2007). Perkembangan Anak. Edisi
kesebelas, Jilid 1. Jakarta: Eralngga.
Solehuddin.
(1997). Konsep Dasar Pendidikan
Prasekolah. Bandung: Depdikbud FIP IKIP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar